Keutamaan dan kemulian seorang guru bukan terletak pada jabatan profesi gurunya, melainkan terletak pada tugas mulia yang diembannya. Tugas yang diemban seorang guru hampir sama dengan tugas seorang Rasul yakni menyampaikan risalah kenabian kepada manusia. Yang kemudian tugas itu dilanjutkan oleh umat manusia sebagai warasat al anbiya, yang pada hakekatnya mengemban misi rahmatan li al ‘alamin, yakni suatu misi yang mengajak umat manusia untuk senantiasa tunduk dan beribadah kepada Allah SWT. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan tugas administrasi.
Tugas paedagogis seorang guru yaitu tugas mendidik, membimbing dan memimpin. Sedangkan tugas administrasinya seperti membuat perangkat pengajaran (silabus, rencana pengajaran), penilaian proses pembelajaran, analisis hasil ulangan, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, membuat dan mengisi daftar nilai, membuat dan mengisi absensi, membuat catatan tentang kemajuan hasil belajara dan lain-lain.
Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam dalam menentukan karakteristik guru yang baik adalah sebagai berikut:
1. Dalam praktek mengajar dan penyuluhan sebagai keahlian dan profesi hendaknya guru bersifat kasih sayan. 2. Sebagai orang yang ‘alim (berilmu), maka guru tidak boleh menerima upah.
3. Guru berfungsi sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar dihadapan para muridnya.
4.Dalam mengajar hendaknya guru dengan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan,cacian, makian, dan sebagainya.
5. Guru harus tampil sebagai teladan atau panutan yang abik bagi murud-muridnya.
6.Guru harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara induvidual, dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbadaan yang dmiliki muridnya itu.
7.Memahami bakat, ta’biat dan kejiwaan muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.
8.Guru berpe
Hal itu karena tujuan pendidikan Islam yang paling utama adalah mendekatkan diri kepada allah Swt. Dalam Islam ilmu selalu berkaitan dengan amal saleh sehingga kebersihan hati baik dari pendidik maupun peserta didik sangat diutamakan.
Menurut kaidah orang Jawa bahwa pendidik identik dengan guru yang artinya gu berarti “digugu” dan ru berarti “ditiru”. Dianggap digugu karena guru memiliki seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru karena guru memiliki kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta didiknya.
0 komentar:
Posting Komentar